+6281234510169

Jl. Sapta Taruna Raya no. 7 Komplek PU Lebak Bulus Jakarta Selatan

Panen Raya Kedelai Garuda Merah Putih, Menhan dan Mentan Tunjukkan Kemandirian Pertanian Nasional

Kerja sama antara PT Karya Unggulan Anakbangsa (PT KUAB) dan Laksamana TNI Dr Muhammad Ali selaku Kepala Staf Angkatan Laut telah sukses melaksanakan panen raya kedelai Garuda Merah Putih di Lampung Utara pada Rabu, 29 Oktober 2025.

Dalam acara tersebut, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, hadir bersama Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, serta jajaran TNI Angkatan Laut untuk menyaksikan langsung hasil panen tersebut.

Menhan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan, “Acara panen raya ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia dalam Asta Citanya.”

Ia juga menambahkan bahwa PT KUAB dan TNI AL telah mengembangkan lahan pertanian seluas 30 hektare dengan dukungan teknologi serta inovasi pertanian yang ramah lingkungan. Dalam kolaborasi ini, PT KUAB bertanggung jawab penuh atas proses budidaya, mulai dari penyediaan bibit unggul kedelai Garuda Merah Putih hingga panen, sedangkan TNI AL menyediakan lahan dan dukungan operasional melalui satuan pertaniannya di Lampung Utara.

Bibit unggul kedelai Non-GMO serta pupuk organik Mikroba Google yang digunakan dalam proyek ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prof Ali Zum Mashar sejak tahun 2001.

Penelitian ini berlangsung di Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Mikroba Google yang berlokasi di Cinangka, Serang, Banten, yang kini menjadi pusat pengembangan teknologi mikroba di tingkat nasional.

Menhan Sjafrie mengungkapkan, “Hasil panen kedelai Garuda Merah Putih menunjukkan peningkatan signifikan dibanding rata-rata nasional.” Berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh Tim Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lampung Utara pada 28 Oktober 2025, produktivitas kedelai mencapai 4,10-5,25 ton per hektare, dengan potensi terbaiknya mencapai hingga 6,58 ton per hektare.

Dia juga menambahkan, “Angka tersebut hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari rata-rata nasional tahun 2022 yang hanya 1,54 ton per hektare.” Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan kolaborasi antara PT KUAB dan TNI AL dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui inovasi pertanian yang berkelanjutan.

Varietas ini miliki masa panen yang relatif singkat
Sjafrie menjelaskan bahwa kedelai Garuda Merah Putih merupakan varietas unggulan yang diinisiasi oleh Prof Dr Ali Zum Mashar. Varietas ini memiliki masa panen yang relatif singkat, yaitu sekitar 90 hari setelah penanaman. TNI AL menetapkan kedelai sebagai komoditas utama dalam program ketahanan pangan.

“Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan produksi kedelai, mengurangi impor, dan memperkuat ketahanan pangan dengan strategi pemanfaatan lahan, pendampingan petani, dan pengamanan distribusi hasil panen yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani, menstabilkan harga kedelai, dan mendukung ketahanan pangan nasional,” ungkapnya.

Selain itu, Sjafrie menyampaikan bahwa TNI AL telah merencanakan strategi swasembada pangan untuk komoditas kacang kedelai dalam jangka waktu tiga tahun ke depan.

“Strategi yang diterapkan mencakup penyiapan sarana produksi, termasuk penyediaan bibit unggul kedelai untuk meningkatkan hasil panen, serta penggunaan pupuk organik agar tanaman tumbuh subur,” tambahnya.

TNI AL juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendampingi para petani dalam proses budidaya mereka. Selain itu, mereka telah menyiapkan strategi optimalisasi lahan guna meningkatkan produksi kedelai serta menerapkan sistem pascapanen yang efisien untuk menjaga kualitas hasil panen.

“Harapannya, hasil panen tersebut dapat disalurkan ke pasar domestik untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional,” katanya.

Panen Raya Kedelai Garuda Merah Putih, Menhan dan Mentan Tunjukkan Kemandirian Pertanian Nasional @ 2025 merdeka.com

Penghargaan atas hasil panen
Menurut Prof Ali Zum Mashar, Direktur Utama PT Karya Unggulan Anakbangsa (PT KUAB), pencapaian ini merupakan bukti nyata kontribusi pertanian berbasis inovasi dalam mendukung ketahanan pangan di Indonesia.

“Capaian ini membuktikan bahwa melalui inovasi bibit unggul kedelai Garuda Merah Putih dan teknologi Mikroba Google, dapat mempercepat Indonesia swasembada dan mandiri dalam produksi kedelai nasional tanpa ketergantungan dari impor,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan kesiapannya untuk membeli hasil panen perdana kedelai Garuda Merah Putih tersebut secara langsung. Ia juga berkomitmen untuk menyediakan tambahan lahan seluas 10 ribu hektare guna memperluas penanaman kedelai nasional dengan teknologi yang sama.

Menteri Pertanian Amran juga memberikan dukungan terhadap penyediaan alat pertanian modern untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Selain itu, Menteri Pertahanan meminta agar daerah Lampung dijadikan pusat pengembangan kedelai di Indonesia.

“Keunggulan kedelai Garuda Merah Putih tidak berhenti pada tingginya produktivitas, tetapi juga pada kualitas biji yang siap mendukung hilirisasi industri pangan nasional. Pasokan kedelai unggul ini berpotensi memperkuat industri tempe, tahu, dan minyak nabati dalam negeri,” ungkap Prof Ali Zum Mashar.

Kualitas kedelai Non-GMO ini juga sangat sesuai untuk berbagai produk olahan bernilai tambah, seperti tepung, susu kedelai, cookies, dan camilan sehat. Di masa depan, hal ini diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi kerakyatan dan memperkuat rantai pasok pangan nasional.

PT KUAB bersama Prof Ali Zum Mashar berkomitmen untuk melanjutkan riset dan pengembangan (R&D) guna meningkatkan hasil panen hingga lebih dari 5 ton per hektare. Selain fokus pada kedelai unggul, PT KUAB juga sedang mengembangkan varietas padi unggul Trisakti yang memiliki umur panen 75 hari dengan hasil mencapai 14,5 hingga 16,5 ton per hektare.

 

Sumber:
https://www.merdeka.com/peristiwa/panen-raya-kedelai-garuda-merah-putih-menhan-dan-mentan-tunjukkan-kemandirian-pertanian-nasional-487898-mvk.html